Makan bersama menjelang Hari Raya idul Fitri
merupakan tradisi di desa. Setiap tetangga diundang untuk berkumpul, berdoa dan
makan bersama. Termasuk hari ini (Jumat 23 Juni 2017) saya sekeluarga bersama
tetangga berkumpul menjelang adzan maghrib untuk makan bersama. Dan inilah
tradisi yang sudah mulai hilang di perkotaan, dan hanya bisa kita dapati di
daerah pedesaan.
Berkaitan dengan tradisi, maka Syariat tidak
berupaya menghapuskan tradisi/adat –istiadat. Islam menyaring tradisi tersebut
agar setiap nilai-nilai yang dianut dan diaktualisasikan oleh masyarakat
setempat tidak bertolakbelakang dengan Syariat. Sebab tradisi yang dilakukan
oleh setiap suku bangsa yang nota bene beragama Islam tidak boleh menyelisihi
syariat. Karena kedudukan akal tidak akan pernah lebih utama dibandingkan wahyu
Allah Ta’ala. Inilah pemahaman yang esensi lagi krusial yang harus dimiliki
oleh setiap Muslim. Keyakinan Islam sebagai agama universal dan mengatur segala
sendi-sendi kehidupan bukan hanya pada hubungan transendental antara hamba dan
Pencipta tetapi juga aspek hidup lainnya seperti ekonomi, sosial, budaya,
politik dan lain sebagainya. Kadangkala pemahaman parsial inilah yang masih
diyakini oleh ummat Islam. Oleh karena itu, sikap syariat Islam terhadap
adat-istiadat senantiasa mendahulukan dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan Hadist
dibanding adat atau tradisi.
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا
قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ
أَمْرِهِمْ ۗ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا
مُّبِينًا [٣٣:٣٦]
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin
dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya
telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang
urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka
sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata.” (QS.Al-Ahzab:36)
Disadur dari -> http://wahdah.or.id/menyikapi-tradisi-adat-istiadat-dalam-perspektif-islam/ .
Disadur dari -> http://wahdah.or.id/menyikapi-tradisi-adat-istiadat-dalam-perspektif-islam/ .
0 komentar:
Posting Komentar